Fasterthemovie.com – Film Sang Prawira menjadi sebuah drama Indonesia yang rilis sudah dari tahun 2019. Di produseri langsung oleh Ponti Gea dan di tulis oleh Onet Adithia Rizlan. Filmnya di produksi oleh pihak MRG Film bersama Mabes POLRI. Untuk pemerannya, hampir menyeluruh di mainkan oleh pejabat negara. Film yang tayang tepat pada tanggal 28 November 2019, rupanya berhasil mendapatkan penghargaan rekor MURI dengan pemeran polisi aktif terbanyak.
Sinopsis Singkat Film Sang Prawira dan Para Pemainnya
Secara singkat, film Sang Prawira memiliki cerita mengenai Horas. Nah, Horas di mainkan langsung oleh Ipda Dimas Adit S. Ia lahir di sebuah kampung yang tepat berada di tepian Danau Toba, dengan cita-cita ingin menjadi seorang polisi. Keinginannya itu, lantas di tentang oleh sang ayah ! Ini semua karena, ayah Horas menginginkan anaknya untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Agar kelak, Horas bisa mengubah status sosial keluarganya. Adapun kisah cinta Horas dengan Nauli yang di perankan oleh Anggika Bolsterli, terlihat begitu romantis dan tampak rumit.
Setelah melihat sinopsis singkatnya, berikut ada pemera utama serta pemeran khusus yang berhasil tampil pada Film Sang Prawira. Mulai dari :
- Ipda Dimas Adit Sutono As Horas
- Anggika Bolsterli As Nauli
- Ipda M. Adityo Andri Cahyo Prabowo As Lambok
- Ipda M. Fauzan Yonnadi As Gomgom
- Kompol Rina SRY N. Tarigan As Ibu Horas
- Ipda Jaya Syahputra As Bapak Horas
- Briptu Desrine Putri Niken Fania As Rumondang
Adapun penampilan khusus dari : Tito Karnavian – Luhut Binsar Pandjaitan – Yasonna Laoly – Ganjar Pranowo – Eko Indra Heri – Agus Andrianto – MS Fadhilah dan Herman Hadi Basuki.
Penjelasan Ponti ke Awak Media Terkait Filmnya
Sabtu (9/11/19), Ponti menyampaikan informasi terkait film inspiratif terkait seorang pemuda di kampung Tepian Danau dengan cita-cita ingin menjadi polisi. Tapi, niatnya itu harus ada pertentangan dari sang ayah yang menginginkannya menjadi seorang pengusaha sukses. Dalam hal ini, Ponti berhasil mempersembahkan sebuah konflik atas pergulatan sebuah keluarga antara anak, istri dan suami. Di mana keluarga tersebut ada yang tak sepaham dalam merancang masa depan anaknya, di saat sang anak duduk di bangku SMA.
Satu sisi, Ibu dari Horas hanya mengikuti kemauan dari sang anak untuk menjadi seorang polisi. Tapi, si bapak justru ingin condong ke anak yang harus bekerja di luar negeri, agar bisa menolong keuangan keluarganya yang masuk golongan miskin.
Ide cerita filmnya, lahir dari para pejabat utama Polda Sumut, yang di dukung langsung oleh Wakapolda Sumut Brigjen Pol. Mardiaz Kusin Dwihananto. Lalu, ini di perkaya lagi oleh Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto. Yakni sosok seorang polisi yang berani dan tangguh, serta memiliki pesan moral pedagosis atau strategi pembelajaran ke masyarakat.
Lebih Lanjut Terkait Film Sang Prawira
Faktanya, film layar lebar ini sudah menampilkan sosok polisi asli yang amat profesionalisme di dalam menjalankan tugasnya. Tak hanya itu, para polisinya juga terbilang baik, di dalam memperkenalkan berbagai kultur masyarakat & destinasi wisata serta berhasil membangun rasa nasionalisme. Lokasi syutingnya kurang lebih telah mengambil 130 titik dan tersebar di beberapa daerah. Sebut saja daerah :
- Karo
- Simalungun
- Tobasa
- Humbahas Tanjung Balai
- Sibolga
- Nias
- Medan
- Semarang ( Akpol )
- Jakarta ( Mabes Polri )
Ponti pun mengaku sebagai pria berdasarah suku Nias, yang pernah mengenyam pendidikan 2 tahun di Italia. Karya-Karyanya ada : Samadoni Tano ( 2011 ), Anak Sasada ( 2011 ), dan Tanah Parsirangan ( 2012 ). Dari semua judul film tersebut, rata-rata memang memakai bahasa daerah.