Fasterthemovie.com – Film Bekas Rumah Sakit sudah menjadi salah satu movie dengan genre horror asal Indonesia. Kisahnya sendiri, masuk sebagai horror Urban Legend yang mana di garap secara indie bersama dengan komunitas film di Kendari. Perilisannya sudah ada sejak pandemi, yakni 6 Agustus tahun 2020. Durasinya sendiri kurang lebih 80 menit dan telah di sutradarai serta di tulis oleh Irham Acho Bachtiar. Sebelumnya, ia sudah menggarap sebuah film dengan judul Molulo. Sebenarnya untuk proses syuting sudah berlangsung sejak tahun 2017, hanya saja perilisannya baru bisa di tahun 2020. Denger-denger sih, ini di angkat dari kisah nyata pada tahun 2013. Untuk lebih jelasnya, berikut ad sedikit sinopsis tentang review filmnya !
Sinopsis Film Bekas Rumah Sakit
Terkait kisahnya, bermula tentang Ayoel. Siapa dia ? Jadi, Ayoel ini merupakan pemuda ambisius yang amat ingin menjadi YouTuber terkenal. Ia melihat ada berita mengenai sebuah bekas rumah sakit yang di katakan masih melakukan operasi ketika malam menjelang. Ayoel pun dengan nekad, memutuskan diri membuat konten YouTube terkait rumah sakit tersebut. Namun, ia tidak sendirian, tentu saja sudah mengajak kedua temannya bernama Gadis dan Saddam. Keduanya benar-benar di ajak ikut serta untuk proyek Youtubenya itu.
Singkat cerita, mereka semua akhirnya berangkat ke bekas rumah sakit itu persis pada malam hari. Sesampainya di sana, mereka langsung di sambut dengan adanya suasana mencekam. Rumah sakit juga terlihat amat angker serta menyeramkan. Baik itu Ayoel, Gadis dan Saddam, ketiga benar-benar merasakan hal aneh nan menyeramkan ketika berada di dalam. Mulai dari sinilah, mereka merasa ketakutan da segera ingin pergi dari tempat itu. Namun, mereka justru terjebak di dalam rumah sakit. Di sini Ayoel baru menyadari, bahwa ia sudah sangat amat mengambil resiko besar. Karena dirinya, kedua temannya harus berhadapan dengan makhluk-makhluk halus yang menghuni rumah sakitnya.
Review dari Website Postinganbiasa
Well, film ini memang di angkat dari kisah Urban Legend yang ada di salah satu daerah di Indonesia. Namun, apakah film tersebut worth it untuk di tonton saat ini ? Berikut mimin sudah temukan beberapa review dari para penontonnya berdasarkan situs milik orang lain. Sebelumnya menurut situs postinganbiasa.blogspot yang mana memberikan review apik, terkait filmnya. Kurang lebih :
- Terkait film yang menggunakan bahasa daerah sudah di maklumi. Tapi, untuk kondisi pencahayaan yang terbilang buruk walau itu kondisinya siang hari. Sudah di rasa tidak bisa di tlerir lagi sih. Siang aja redup, apalagi malam ? Sudah pasti tergambarkan sekali betapa gelapnya.
- Untuk awalan film, sebagai penonton kamu akan langsung di teror dengan cepat saat ada adegan anak ibu menuju ke rumah sakit. Tapi, kenyataannya yang di alami sang ibu ini sangatlah berbeda. Ia justru berada di rumah sakit angker dan akhirnya, sang anak harus meninggal dunia ( tak terselamatkan ).
- Meneruskan soal pencahayaan yang gelap, sisi lainnya terkait komedi dalam film di rasa sunguh hambar. Menurut penulis yang mereview, bahkan ia bisa sampai mengerutkan kening akibat jokes yang ada di dalamnya. Bayangkan saja, jokes komedinya hampir 15 menit nonstop ! Jadi, agak kayak jangkrikr ” Krik-Krik ” gitu di 2 karakter komedia dalam filmnya.
Review Lain Film Bekas Rumah Sakit
Adapun review lainnya yang terlampir pada situs letterboxd.com. Di mana ada sebuah akun bernama Ridho Ivander Rama, yang mana memberikan review terkait filmnya. Well, kurang lebih sih, ini tentang puas atau tidak puas akan filmnya. Terkait isi, jika di telaah dengan baik sesuai foto di atas. Kamu akan menemukan sisi baiknya kok, misal : para pemainnya haru coba melakukan improvisasi pembacaan skrip. Kemudian untuk beberapa bagian penting, sepertinya harus di pangkas dan di ganti yang pas saja. Editing juga harus di perhatikan, mungkin ada segi angle kamera kurang pas dan lain sebagainya. So,jika kamu belum pernah menontonnya dan penasaran apakah sesuai akan review-review berikut. Maka, coba tonton langsung saja filmnya di berbagai platform streaming nonton online, ya !