Fasterthemovie.com – Film Jembatan Pensil merupakan drama anak Indonesia yang rilis pada tahun 2017. Garapan dari sutradara Hasto Bromo ini mengangkat tema tentang pendidikan masyarakat di pedalaman. Kemudian, film ini mengambil lokasi di Kabupaten Muna, Sulawesi Selatan. Film tersebut di perankan oleh Didi Mulya, Nayla D Purnama, Angger Bayu, Kevin Julio, Meriam Belina dan Azka Marzuqi. Lalu, bagaimana sinopsis dan review dari film tersebut? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini.
Sinopsis
Film Jembatan Pensil ini menceritakan tentang Ondeng (Didi mulya) yang menjadi anak seorang nelayan. Oneng merupakan anak yang berkebutuhan khusus, namun berbakat dalam membuat sketsa. Walaupun memiliki kekurangan, Ondeng sangat penyayang, tulus dan peduli. Seperti sikapnya yang selalu memperhatikan ke-empat sahabatnya, yaitu Azka, Yanti, Inal dan Nia. Mereka tinggal di daerah pedalam yang jauh dari SD Towea. Untuk bersekolah, mereka harus berjalan kaki melewati hutan dan menyeberangi sungai. Melewati sungai menjadi salah satu hal yang menegangkan bagi Ondeng dan sahabatnya. Apalagi jembatannya sudah rapuh yang mungkin bisa roboh sewaktu-waktu dan mereka dapat terjatuh ke sungai.
Kemudian, Ondeng selalu memastikan sahabatnya selamat saat menyeberangi sungai. Ia selalu mengatakan ‘hati-hati’ itu kepada para sahabatnya tersebut. Hal ini yang membuat Ondeng bermimpi untuk membangun jembatan dengan menggambar dalam sketsa. Demi mencapai mimpinya, Ondeng mengawalinya dengan menabung semua uang saku yang di berikan oleh ayahnya. Namun ia malah harus kehilangan tasnya karena hanyut saat menolong sahabatnya yang hamper terjatuh. Untuk menghilangkan kesedihan Ondeng, Ayahnya berjanji untuk membelikan tas baru. Tetapi, ayahnya hilang di laut dan di nyatakan meninggal. Lalu, bagaimana cerita selengkapnya?
Review
Film ini bercerita tentang kehidupan anak-anak sekolah dasar di daerah pedalaman, tepatnya di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Setiap hari, mereka berusaha belajar di sekolah gratis yang didirikan oleh guru. Karakter utama dalam film ini adalah Ondeng (Didi Mulya), seorang anak yang berkebutuhan khusus atau dengan keterbelakangan mental. Ia memiliki empat, yaitu sahabat, yakni Nia, Inal, Aska, dan Yanti. Selain Ondeng, Inal merupakan seorang anak tuna netra. Walaupun memiliki banyak kekurangan, anak-anak tersebut tidak menyerah untuk menimba ilmu. Walaupun jalan yang harus di lewati penuh dengan tantangan, namun mereka tetap semangat untuk mendapatkan pendidikan.
Apalagi kebanyakan masyarakat daerah belum peduli dengan pendidikan. Menariknya, anak-anak tersebut memiliki cita-cita yang sangat tinggi, termasuk Ondeng. Hal ini karena melihat kehidupannya, mulai dari bapaknya yang bekerja sebagai nelayan, dan sahabatnya yang harus menempuh perjalanan penuh dengan tantangan untuk mendapatkan pendidikan. Sehingga, membuat Ondeng berkeinginan membangun sebuah jembatan. Ada banyak sekali pesan moral yang bisa di ambil oleh para penonton. Mulai dari melihat pendidikan di Indonesia yang belum merata sampai di daerah pedalaman.
Kemudian, kebanyakan wilayah perkotaan sudah menerapkan sistem pendidikan modern, sedangkan daerah pedalaman banyak yang tidak mendapatkan akses ke sekolah dan terbatas. Selain itu, sarana dan prasarananya masih seadanya, mulai dari seragam, alat tulis, dan buku yang di gunakan di sekolah. Bahkan, ada beberapa tempat yang belum layak di jadikan sekolah tetapi mereka sangat membutuhkannya untuk sekolah. Walaupun begitu, anak-anak tersebut tetap bersemangat dan tidak pernah mengeluh dengan keadaannya yang terbatas. Mereka sangat bersyukur karena di berikan kesempatan untuk mendapatkan ilmu dan mencapai cita-citanya yang tinggi.
Demikian penjelasan tentang sinopsis dan review Film Jembatan Pensil yang dapat di sampaikan dalam artikel di atas. Selamat menonton, ya.