Review dan Synopsis Film Pendek Anak Lanang

Review dan Synopsis Film Pendek Anak Lanang

Fasterthemovie.comFilm pendek Anak Lanang sudah di produksi langsung oleh Ravacana Films. Di mana short movie ini telah berhasil mendapatkan prestasi tahun 2019 pada Short Film Competition di Australia. Produksinya sudah dari tahun 2017 dan di sutradarai langsung oleh Wahyu Agung Prasetyo. Filmnya juga pernah mendapat ” Outstanding Achievement ” di Indonesia Film Festival ( IFF ) Australia ke 14.

Kurang lebih durasi dari filmnya selama 14 menit 51 detik. Yang mana kisahnya masih seputaran percakapan tentang 4 anak dan tikang becak selepas pulang sekolah. Dialognya benar-benar mengalir dengan lancar dalam bahasa Jawa, di antara ke 4 anak SD serta tukang becak untuk 1x short kamera.

Sinopsis Film Pendek Anak Lanang

Kisahnya sendiri tentang 4 anak SD yang tengah membahas kehidupan sehar-hari mereka di atas becak selepas pulang sekolah. Fokus awalnya mengenai hari ibu, yang mana isi ceritanya sederhana. Hanya berbekalan 4 orang anak SD, yang pulang sekolah memang di jemput oleh tukang becak langganan. Anak-anak SD ini memiliki nama : Sigit, Samsul, Yudho, dan Danang.

Film pendek Anak Lanang
  • Untuk Sigit, anaknya rajin sekali, itu terlihat ketika ada PR ia selalu mengerjakannya.
  • Samsul da Danang sangat senang sekali bermain PlayStation. Selama perjalanan pulang sekolah, keduanya kerap kali membahas banyak hal, seperti : PR, Anak Baru, sampai berencana bermain PS di malam hari.
  • Sedangkan Yudho, ia sering kali bertengkar dengan Danang.

Di akhir cerita, setelah tukang becak berhasil mengantarkan ke 4 anak ini pulang ke rumahnya masing-masing. Nantinya, ada penggambaran atas tempat tinggal mereka yang rupanya masih 1 atap, namun berbeda ibu. Di sana terlihat sudah, selipan-selipan sosial yang mengenai tentang hari ibu. Kemudian ada terkait pemanfaatan media sosiak, dampak perceraian orang tua, sampai isu poligami juga ada.

Review Terkait Jalan Cerita

Melanjutkan tentang isu poligami kok bisa sampai ada di film ini ? Well, itu memang tercipta dari karakter Yudho dan Danang. Kedua anak inilah, yang tinggal 1 atap sebagai seorang saudara. Pertengkaran di antara keduanya pun, terus berjalan dengan satu alasan kuat. Yakni keduanya sama-sama memiliki ayah yang sama, tapi tidak dengan sang ibu. Di sini Danang merasa iri serta protes kepada sang ayah, lantan Yudho jauh lebih di perhatikan ketimbang dirinya. Dari sini dapat terlihat jelas, bahwasannya peran orang tua yang adil sejatinya di butuhkan oleh setiap anak sejak dini. Terutama pada rasa kasih sayang, jika kurang, nantinya akan berpengaruh pada perilaku dari si anak mendatang.

1. Anak Merupakan Cerminan Orang Tua

Pasti kamu pernah mendengar tentang ungkapan ini. Di mana seorang anak, termasuk sebagai cerminan orang tua. Terlebih lagi jika itu anak laki-laki, ada ungkapan yang mengatakan bahwa mereka akan mengambil sifat dari seorang ibu. Hal tersebut sangat jelas di tampakkan pada film pendek Anak Lanang yang masuk ke hal unik nan menonjol.

Film pendek Anak Lanang

Begitupun dengan tiap karakter yang di perankan dalam filmnya. Masing-masing anak sudah memiliki tugas untuk membawakan sifat dari sang ibu. Baik itu dalam hal positif ataupun negatif, haknya telah menjadi realita di kalangan masyarakat. Pola asuh yang di berikan memiliki perbedaan, mulai dari : bentuk perhatian, kasih sayang, sampai tanggung jawab tersirat sudah.

2. Pesan Atas Konsep Budaya dalam Film Pendek Anak Lanang

Dari filmnya, kamu bisa melihat bahwaannya ada kekeliruan atas konsep budaya yang sudah menjalar. Kita semua tahu dan di ajarkan betul sejak kecill. di mana setiap sampah harus di buang pada tempatnya. Hal tersebut agar bisa mengurangi bau busuk sampai dengan penyebaran penyakit. Akan tetapi, setiap masyarakat dalam cerita itu belum menerapkannya dengan sebaik mungkin. Tindakan sepele dari membuang sampah sembarangan, masih terlihat sebagai problema di lingkungan sekitarnya.

Film pendek Anak Lanang

Terbukti sudah dari percakapan antar tokoh, bahwa masih banyak sekali pembuangan sampah di sepanjang jalan. Cukup jelas, ini amat mengganggu tiap pejalan kaki maupun pengendara yang berlalu lalang. Tapi, tetap saja masih ada yang acuh akan hal tersebut. Dengan begitu, hal ini sudah tersirat akan pesan bahwa menjaga lingkungan dan melestarikannya masih di perlukan.