Fasterthemovie.com – Film One Day 2011 memiliki cerita tentang persahabatan perempuan dan laki-laki yang konon katanya menjadi mitos. Hal ini bisa di rasakan pada kisah Emma juga Dexter, keduanya tidak bisa bersama tapi tidak bisa berpisah juga. Jadi, mau tidak mau keduanya harus menjadi sebuah hubungan yang unik. Seperti halnya, tiap tanggal 15 Juli, mereka akan mengagendakan diri untuk bisa saling bertemu. Lalu, bagaimana cerita ini bisa berlangsung ? Yuk, cek ulasannya pada bacaan berikut.
Awal Mula Film One Day 2011
Tanggal 15 Juli 1988, itu merupakan hari kelulusan bagi Emma Morley dan Dexter Mayhew di Edinburgh University. Tak hanya itu, rupanya tanggal tersebut sudah kali pertamanya bagi mereka berdua melakukan perkenalan dan mulai berteman. Nah, perkenalan yang keduanya mulai memang tak di rencakan, sebab sahabat Emma yakni Tilly & Callum sahabat dari Dexter, tengah asyik berciuman sampai mengabaikan mereka.
Di tengah kecanggungan itulah, Emma juga Dexter mulai bicara satu sama lain. Pemuda tersebut lantas mengantarkan Emma ulang. Dexter yang mana di kenal flamboyan rupanya memiliki niat terselubung, apa lagi kalau bukan mengajak Emma untuk bercinta. Akan tetapi, Emma merasa gugup dan memerlukan waktu demi meyakinkan diri. Ia bahkan mencari alasan dan membiarkan Dexter menunggunya dalam keadaan setengah telanjang.
Ketika sudah merasa siap, Emma pun keluar dari kamar mandi dan betapa terkejutnya ia lantaran Dexter telah kembali mengenakan celananya. Betu sekali ! Dexter rupanya telah hilang hasrat dan memutuskan untuk segera pulang. Tentu saja hal ini bukan menjadi sifat yang mengesankan, jadinya Dexter pun memutuskan untuk tidak pulang dan berbincang di atas tempat tidur as friend. Singkat cerita, 1 tahun kemudian di tanggal yang sama Dexter pun membantu Emma pindah ke London. Ia menyempatkan diri sebelum berangkat ke India. Walau jarak keduanya terpisah sangat jauh, tapi Dexter tetap ingin Emma terus mengirimkan surat padanya.
Ketika bekerja sebagai pelayan, dirinya bertemu dengan Ian Whitehead selaku rekan kerja merangkap komedian yang terlihat menyukainya. Ian pun lantas mengundang Emma untuk menyaksikan pertunjukannya, tapi gadis itu menolak. Emma masih terus berhubungan dengan Dexter, sama seperti hari itu. Ia menelepon Dexter yang rupanya sudah ada di Paris sebagai tenaga pendidik. Emma pun menceritakan banyak hal, sementara Dexter hanya bisa menjadi pendengar sembari di temani seorang gadis lain.
Lanjutan Sinopsis Alur Cerita
Tanggal 15 Juli 1991, kali ini Dexter yang mengunjungi Emma di tempat kerjanya. Lelaki yang amat senang bermain perempuan itu, terlihat sedang mencium salah satu pelanggan di restoran dan membuat Emma kesal. Tanpa pikir panjang, Dexter pun mengajak Emma berlibut dan sebetulnya ia tak senang jika temannya ini bekerja sebagai pelayan. Ia sangat ingin temannya menjadi seorang penulis saja ketimbang pelayan.
Tapi, Emma tak menanggapinya karena merasa kurangnya percaya diri. Padahal, Dexter sudah melihat ada bakat besar dalam diri gadis tersebut. Keduanya pun pergi berlibur, tapi ada beberapa peraturan yangwajib di patuhi oleh Dexter. Seperti : Emma ingin tempat tidur mereka berdua di pisah, keduanya tidak boleh saling menggoda dan tidak boleh tanpa busana. Tapi, realitnya justru mereka malah datang ke sebuah pantai yang banyak para nudis.
Tibalah di sebuah klub, yang mana Emma terbawa suasana dan mengungkapkan seluruh perasaannya pada Dexter. Ia mengakui bahwa telah lama menyukai temannya itu, bahkan dari sebelum mereka saling berbicara. Emma juga senang membuat puisi karena perasaannya itu, di mana pernyataannya justru tak membuat Dexter terkejut lantaran telah menyadarinya.
Sampai akhirnya, lelaki ini mengajak Emma untuk berenang dan pertahanannya pun goyah. Sang gadis tergoda untuk terjun ke kolam renang tanpa memakai busana sehelai pun. Di sana Dexter juga kut mengungkapkan perasaannya, bahwa sejak kejadian malam itu, ia tak pernah berhenti memilikirkan Emma dengan kebingungannya. Karena itulah, dia mengajak temannya pergi berlibur dan sialnya malam itu pakaian milik sang lelaki di curi. Sehingga, ia harus bertelanjang dada demi bisa sampai ke kamarnya. Bisa di lihat, bahwa semua aturan yang Emma buat telah di langgarnya sendiri.
Lantas, bagaimana kisah selanjutnya ? Apakah persahabatan di antara keduanya akan berlanjut seperti sedia kala ? Atau justru berakhir akibat adanya rasa ?