Fasterthemovie.com – Sinopsis film Sepatu Dahlan bisa kamu temukan pada artikel ini. Memiliki cerita tentang seorang anak yang bernama Dahlan dengan cita-cita, cinta, dan semangat ingin mendapatkan sepatu juga sepeda untuk sekolah. Kondisi keluarganya yang miskin, tentu saja membuat ia tak bisa berbuat banyak. Namun, tekad yang di milikinya sangat kuat untuk bisa mendapatkan keinginannya itu. Filmnya sendiri sudah tayang sejak tahun 2014 dengan durasi mencapai 98 menit. Bagi kalian yang belum menonton dan ingin tahu seperti apa kisahnya. Maka, bisa langsung lihat lebih lengkapnya berikut ini !
Sinopsis Film Sepatu Dahlan
Dahlan adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Di mana dua kakak perempuannya bersekolah di perguruan tinggi, sedang sang adik yang bernama Zain masih duduk di sekolah dasar. Ayahnya ini di kenal sebagai pekerja serabutan, sedangkan sang ibu adalah pembuat batik. Mereka memiliki kehidupan dengan tinggal di kampung Kebon Dalem, Magetan. Di ceritanya, Dahlan kecil sangat ingin sekali memiliki sepatu serta sepeda untuk bisa ke sekolah. Dari sinilah, kamu akan di ajak mengikuti petualangan hidup yang ia miliki penuh akan warna.
Suatu har, Dahlan pun mencoba membantu sang ibu untuk membatik. Namun, di tengah-tengah terjadi insiden tumpahnya lilin oleh Dahlan dan otomatis kain batik pesanan tetangganya rusak. Beberapa hari kemudian, sepulang sekolah Dahlan telah mendapati sang ibu tidak hanya tergeletak saja, melainkan juga muntah darah. Melihat kejadian itu, ibunya pun di rawat di rumah sakit Madiun dan dengan terpaksa Dahlan beserta sang adik di tinggalkan sendiri di rumah.
Singkat cerita, Dahlan pun melanjutkan sekolahnya dan berangkat bersama temannya yang bernama Maryati sambil menaiki sepeda miliknya. Di sini, Maryati pun memaksa Dahlan untuk bisa belajar naik sepeda pagi itu. Dahlan beserta sepedanya jatuh ke selokan selama tahap praktek. Namanya jatuh, otomatis baju yang di kenakan olehnya pun basah kuyub dan mengharuskannya kembali pulang ke rumah. Namun, tak di sangka-sangka sesampainya di rumah terdengar kabar bahwa sang ibu telah meninggal dunia. Meneruskan kecelakaan sepeda tadi, akhirnya ia memiliki inisiatif mengganti sepeda Maryati dengan kambing kepunyaannya.
Dahlan sangat aktif sekali dalam organisasi maupun kegiatan sekolah ketika ia masih duduk di bangku SMP. Saing aktifnya, ia juga sudah terpilih sebagai kapten dari tim bola voli. Suatu hari, Dahlan beserta tim bola volinya mengikuti sebuah perlombaan tingkat Kabupaten Magetan, dan membuat keinginannya mendapatkan sepatu semakin menggebu-gebu. Well, ceritanya jika di perhatikan memang menyangkut dokumenter seperti apa kehidupan yang ia miliki dan di kemas dengan apik.
Informasi Singkat Terkait Film
Judul | “ Sepatu Dahlan “ |
Penulis Naskah | Jujur Prananto |
Sutradara | Benni Setiawan |
Waktu Pemutaran | 98 Menit / 1 Jam 38 Menit |
Kategori / Genre | Drama Keluarga |
Aktor dan Aktris | Doni Damara sebagai Dahlan, Kinaryosih sebagai Ibunda Iskan, Aji Santoso, Ray Sahetapi, Elyzia Mulachela dan Bima Rizal Serta tokoh pendukung lainnya. |
Rilis | Sudah sejak tahun 2014 |
Home Production | From Rizaludin Kurniawan and Deden Ridwan Semesta Pro Expose |
Review Mengenai Kelebihan Film
Setiap film pastinya memiliki kekurangan dan kelebihan, semua tergantung dari sudut pandang yang berbeda-beda. Namun, untuk hal ini mimin lebih condong memberikan arahan terkait kelebihan di dalamnya. Mulai dari :
- Tanpa harus menontonnya, hanya dengan sinopsis saja filmnya mampu memberikan penglihatan terkait makna mendalam. Yakni : karakter utama bisa memahami seperti apa rasa syukur atas setiap kekurangan maupun kelebihan yang ia miliki.
- Mampu memberikan pengingat, bahwasannya keterbatasan tidak membuat seseorang terpuruk atau bahkan jatuh sekaligus. Justru, malah memotivasi agar hidup jauh lebih bersemangat lagi dan menjadi keanggaa di sekelilingnya.
- Akting dari aktor dan aktrisnya juga bagus, para penonton benar-benar d ajak masuk ke dalam kehidupan mereka.
- Latar tempat dan lain-lain, sudah di buat hangat serta terenyuh yang menghasilkan para penonton menjadi baper.
- Terkait konflik, penyampaiannya benar-benar tersalurkan, seperti apa getir nan kuatnya si karakter utama.
- Ketegaran yang dimiliki oleh karakter utama, benar-benar menginterpretasikan sebagai sebuah ajaran baik bagi anak-anak jaman sekarang. Tidak ada kata bermanja-manja dengan berbagai faslitas mumpuni, justru harus berani mandiri !